Sunday, October 28, 2007

MinaEsa

Pemerintah Provinsi Sulut Belum Berkunjung
Lahar Gunung Soputan, Tembus Kota Amurang

Minahasa Selatan, NSPN - Jumat (26/10) akhir pekan lalu, lahar dingin Gunung Soputan (1800 m dpl) yang memuntahkan lava panas pada Kamis (25/10) , mengalir hingga ke Kecamatan Amurang Timur. Sekalipun demikian, ratusan warga Amurang, berbondong-bondong mendatangi Desa Lopana, menyaksikan lahar dingin yang mengalir di sungai Pentu, Lopana. Peristiwa alam ini, dijadikan warga sebagai tontonan.

Mereka turun ke sungai untuk mencari Sogili (belut) dan ular untuk dimakan. Kondisi ini sempat memacetkan ruas jalan trans Sulawesi. Menurut sejumlah warga setempat, lava dingin Soputan mulai terlihat pada pukul 12.30 Wita.

“Kami merasa terkejut ketika melihat air di sungai Pentu yang sebelumnya jernih, tiba tiba berubah keruh dan becek, serta mengeluarkan bau menyengat,” ujar Vera Tambayong, warga Lopana.

Menurut warga lainnya, selain keruh dan bau, aliran lava dingin di sungai Pentu ini juga membawa gelondongan kayu yang cukup besar dari Gunung Soputan.“Sudah hampir 30 tahun saya tinggal di dekat sungai Pentu, tapi baru kali ini melihat kejadian seperti ini,” kata mereka.

Menurut catatan NSPN, ditahun 2000 lalu setelah terjadi letusan Gunung Soputan, debit air sungai Pentu sempat naik hampir mencapai jembatan, namun air tetap jernih tidak seperti saat ini.

Bupati Minsel Drs RM Luntungan ketika mendengar adanya aliran lahar dingin yang mengalir, langsung turun ke lokasi. Luntungan berharap agar warga tetap waspada dari ancaman yang dapat datang seketika. Luntungan juga memerintahkan Camat Amurang Timur, untuk terus memantau perkembangan yang terjadi di sungai Pentu.

Sementara, Deputi Kementerian Daerah Tertinggal RI, Ir. Lucky H. Korah, yang sedang berada di Pangkal Pinang, kepulauan Riau, ketika dihubungi, menghimbau warga untuk tidak panik.Sekalipun demikian, Korah meminta agar masyarakat tetap waspada dan jeli dalam membaca gejala alam."Saya akan berusaha berkunjung.

Mudah-mudahan kunjungan ke Tanjung Pinang ini, dapat segera selesai, dan saya dapat menjadwalkan berkunjung ke Minahasa Selatan," katanya.

Warga setempat juga menyesalkan perhatian pemerintah Provinsi, yang tidak tanggap dengan bencana yang menimpa mereka. Hingga Sabtu (27/10), belum ada satupun pejabat Provinsi yang melakukan kunjungan ke daerah bencana.Kendati demikian, gunung berapi yang telah dua kali meletus pada tahun ini, tidak membuat warga merasa harus segera mengungsi. (East Indonesia Desk - HiRm)

No comments: